Review Outlook Perekonomian Indonesia 2012

        Menyambut tahun 2012, pemerintah secara serius menyiapkan berbagai rumusan dan penyempurnaan strategi guna mendukung pertumbuhan perekonomian kita yang selama tahun 2011 mendapat tanggapan positif atas ketahanannya menghadang resesi yang melanda perekonomian dunia.
  Berikut ini adalah review yang saya peroleh dari Bapak Menteri Perekonomian Indonesia Hatta Rajasa dalam diskusi Economic Challenge yang digelar Metro TV beberapa waktu yang lalu.


Kondisi perekonomian Indonesia Di tahun 2012 diperkirakan oleh banyak pihak lebih baik daripada tahun sebelumnya. Economic Outlook 2012 yang optimistik dikeluarkan oleh berbagai pihak seperti Pemerintah Bank Indonesia, para ekonom, serta lembaga internasional. Optimisme itu berdasar atas pencapaian indikator makroekonomi tahun sebelumnya yang sedikit melebihi harapan.
Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2011 secara umum memang melebihi harapan otoritas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi mencapai 6,1 % lebih tinggi dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 4,6%. Lebih tinggi pula daripada asumsi APBN 2011 dan APBN-P yang menargetkan di bawah 6%. Peningkatan pun dinilai berdukungan sumber pertumbuhan yang makin berimbang, diantaranya tercermin pada peran investasi mulai ditandai dengan semakin tingginya peranan investasi yang sifatnya menambah kapasitas ekonomi.
Inflasi memang tercatat 6,96% lebih tinggi dari target yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5% dan asumsi APBN. Stabilitas harga mendapat gangguan dari sisi pasokan khususnya bahan makanan yang dipengaruhi oleh perubahan cuaca baik ditingkat domestic maupun global. Harga komoditas pangan di pasar global melonjak tajam, yang kemudian berpengaruh terhadap harga komoditas pangan domestic. Namun secara keseluruhan inflasi ini masih dapat dikendalikan.
Kinerja pasar keuangan domestik juga dilaporkan membaik, antara lain tercermin dari imbal Surat Utang Negara (SUN) yang menurun signifikan sejak awal tahun. Sedangkan kinerja pasar saham yang membaik ditunjukkan oleh IHSG yang menunjukan angka yang baik. Hal ini diperkirakan terkait dengan arus modal asing yang besar, kondisi makroekonomi yang kondusif, fundamental ekonomi domestik yang solid, hingga akhirnya pencapaian investment grade yang mengangkat perekonomian kita dimata investor asing.
Ditengah kinerja ekonomi yang membaik tersebut, otoritas ekonomi masih mengakui adanya beberapa tantangan utama dalam perumusan kebijakan, yaitu aliran masuk modal asing yang deras, akses likuiditas yang tinggi tekanan inflasi yang cenderung meningkat, efisiensi dan daya saing sektor perbankan yang masih rendah serta berbagai kendala di sektor riil. Yang paling nyata adalah adanya demonstrasi besar-besaran yang digelar buruh dari berbagai aliansi di Cikarang beberapa waktu lalu. Ketidakkondusifan hubungan antara pengusaha dengan karyawan tentu akan menjadi  bumerang tersendiri yang melukai berbagai kesuksesan yang kita capai sebelumnya. Pemerintah harus benar-benar memperhatikan kesejahteraan buruh ,mereka berhak menuntut kesejahteraan hidup sama halnya dengan kesejahteraan pengusaha, dan investor.
Tantangan terkait dengan aliran masuk modal asing yang deras tidak terlepas dari pemulihan ekomoni global yang terus berlanjut. Karakteristik perekonomian Indonesia yang termasuk dalam kriteria “small open economy” menyebabkan dinamika yang terjadi dalam perekonomia domestik dengan pasar keuangan internasional, sebagaimana negara-negara emerging market lainnya, memberi tantangan tersendiri bagi keseimbangan eksternal perekonomian Indonesia dalam bentuk derasnya aliran masuk modal.
Tantangan selanjutnya adalah pemanfaata tepat guna aliran modal tersebut kedalam berbagai infrastruktur. Beliau mengungkapkan, “money comes to the worth it place” dalam artian pembangunan infrastruktur yang mencapai pedesaan dan daerah tertinggal akan meningkatkan nilai daerah tersebut sehingga memacu pertumbuhan berbagai bisnis kreatif kawasan tersebut. Menyangkut mengenai undang-undang pembebasan lahan, pemerintah mengklaim telah hampir menyelesaikan RUU agraria terbaru sehinggaa masalah pembebasan lahan tidak akan menjadi kendala untuk pengembangan proyek perekonomian dan bisnis di masa depan.
Menurut saya pribadi, Penilaian bahwa perekonomian Indonesia di tahun 2012 masih akan kuat dan tahan resesi, akan benar-benar terjadi jika semua pihak dari berbagai elemen bersama-sama menjaga kondusifitas perekonomian dan memanfaatkan segala peluang dengan sejeli mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar